Selasa, 23 Februari 2010

44. Ayah Ibu dalam Kenangan

Untuk putra-putri, cucu dan cicitku
serta Saudaraku seiman.

Ayah Ibu,
Sembilan bulan aku mengisap darah Ibu,
Di dalam perut Ibu.

Terlahir aku ke dunia bersimbah darah,

Terkuak air mata bercampur basah darah.

Dua tahun aku isap air susu Ibu,
Puluhan tahun aku isap tenaga Ayah Ibu,
Puluhan tahun aku isap keringat Ayah Ibu,
Puluhan tahun pula aku isap air mata Ayah Ibu.

Kau rela berkorban nyawa untuk aku,
Kau rela mempertaruhkan hidupmu untuk aku.

Kesusahan demi kesusahan datang berlari,
Penderitaan demi penderitaan datang berlomba lari,

Kesusahan demi kesusahan kau lalui,
Penderitaan demi penderitaan kau lampaui,
Akhirnya merangkak, berdiri dan berlari aku lalui.

Kau sekolahkan aku agar pandai menulis dan membaca,
Menulis dengan huruf Latin dan huruf Alif Ba Ta.
Kau serahkan aku ke rumah ’ngaji,
Supaya dapat mengenal Ilahi.

Dengan susah payah kau sekolahkan aku,
Sampai ke perguruan tinggi.
Dengan susah payah kau ajari aku,
Bagaimana cara hidup mandiri.

Dengan susah payah kau ajari pula aku selalu,
Bagaimana cara menghargai waktu.

Kutahu kau sudah lelah mendidik aku,
Tetapi karena cintamu cinta suci,
Kau korbankan perasaan demi aku,
Yang acap kali tidak perduli.

Kau ingin mengangkat derjatmu dan derjatku,
Karena itu kau hibur dan kau rangkul juga aku,
Dalam kasih sayangmu selalu.

Ayah Ibu, Engkaulah sumber kebahagiaan,
Kini telah aku reguk kebahagiaan ........................................ .
Adalah dzolim jika kebahagiaan itu,
Tidak menjadi kebahagiaan bagimu.
Adalah dzolim jika kebahagiaan itu,
Tidak menjadi kebanggaan bagimu,
Kalau keturunanmu tidak dapat mengangkat derjat bagimu.

Ayah Ibu,
Takkan cukup kata untuk memuji kasihmu,
Takkan cukup bakti untuk membalas tulus hatimu,
Takkan cukup cinta untuk membalas budi baikmu.

Tuhanku, kasihanilah Ayah dan Ibuku................... !
Mereka berdua orang tuaku,
Di waktu kecil telah merawatku,
Membesarkan dan mendidikku.

Laplah keringat dan air matanya dengan tangan-Mu,
Hibur dan tentramkanlah hatinya dengan kelembutan-Mu,
Sayangilah sebagaimana ia telah menyayangiku,
Rangkullah ia dalam Kasih-Mu selalu.

H.M. Ma‘shum Hasibuan, B.A.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar