Minggu, 21 Februari 2010

16. Kisah Berpisahnya Ruh dari Jasad

Aisyah rodiallahu ‘anha berkata :
”Keadaan lebih hebat dari mayat tidak ada,
Selain ketika ke luar mayat dari rumahnya,
Anak-anak bersedih hati di belakangnya,
Dan yang ditinggal di rumahnya,
Mereka sama-sama berkata :
Aduhai Papa !
Aduhai Mama !
Ayahnya berkata : Aduhai Ananda !
Ibunya pula berkata : Aduhai Ananda !”

”Itu juga termasuk hebat.
Manakah lagi yang lebih hebat ?”
Demikian Rasulullah saw. bersabda,
Sambil bertanya bukan bercanda.

Jawab Aisyah rodiallahu ‘anha yang mulia,
Sebagai menjawab pertanyaan Nabi yang mulia,
”Tidak ada hal yang lebih hebat daripada mayat,
Ketika ia diletakkan ke dalam liang lahat,
Dan ditimbun tanah di atasnya,
Kaum kerabat semua pulang ke rumahnya,
Anak-anak dan para kekasihnya kembali ke rumahnya,
Mereka serahkan kepada Allah dengan segala amal ibadahnya.”

Rasulullah saw. bersabda lagi :
”Adakah lagi yang lebih hebat daripada yang kau tahu itu ?”
Jawab Aisyah rodiallahu ‘anha lagi :
”Hanya Allah dan Rasul-Nya saja yang lebih tahu itu.”

Rasulullah saw. dengan sabdanya :
”Sehebat-hebat keadaan mayat demikian sabdanya,
Ketika orang memandikan masuk ke dalam rumahnya,
Keluarlah cincin di masa remaja dari jarinya,
Dilepaskan pulalah pakaian pengantinnya.
Pemimpin dan Fukaha melepas serban dalam rumahnya.

Di kala itu ruhnya memanggil,
Ia melihat jenazah telanjang bugil,
Dengan suara seluruh makhluk mendengar,
Kecuali jin dan manusia tidak mendengar.”

Berkata ruh jenazah hamba Allah :
”Wahai orang yang memandikan,
Aku minta kepadamu karena Allah,
Lepaskanlah pakaianku perlahan wahai kawan,
Di sa‘at ini aku masih merasa kesakitan,
Akibat bekas sakratul maut yang terasa di seluruh badan.”

Kalau air disiramkan,
Berkata mayat : ” Jangan siramkan,
Air panas atau sejuk ke seluruh badan,
Tubuhku terbakar karena lepasnya ruh dari badan.”

Jika mereka memandikan,
Berkata ruh :
”Janganlah gosok tubuhku dengan kuat ketika memandikan,
Sebab tubuhku luka-luka karena keluarnya ruh.

Wahai orang yang memandikanku,
Janganlah kuat-kuatkan mengapani kepalaku,
Supaya aku dapat melihat wajah anak-anakku,
Dan kaum keluargaku,
Karena inilah penglihatan terakhirku kepada mereka.
Hari ini aku dipisahkan dengan mereka,
Tidak akan berjumpa lagi sampai hari kiamat dengan mereka.”

Ketika mayat dikeluarkan dari rumah duka,
Mayat akan menyeru kita pula,
”Wahai jama‘ahku, aku tinggalkan istriku menjadi janda,
Janganlah kamu menyakiti mereka.
Anak-anakku telah menjadi yatim dipelihara seorang janda,
Janganlah sakiti mereka.

Hari ini aku dikeluarkan dari rumahku,
Meninggalkan kecintaan dan rumahku,
Tidak akan kembali lagi selamanya ke rumahku.”

Ketika mayat diletakkan ke dalam keranda,
”Janganlah kamu gotong aku cepat-cepat,” demikian kata mayat,
”Supaya aku mendengar suara anak-anak dan keluarga,
Hari ini hari perpisahanku dengan mereka hingga hari kiamat.”

H.M. Ma‘shum Hasibuan, B.A.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar