Sejak kecil main bersama,
Sayang menyayang antara sesama.
Adik bersama Abang dan Kakak,
Hidup serumah dengan Ibu Bapak.
Kalau makan disuap kakak,
Kalau menangis digendong kakak.
Menangis lagi diayun kakak,
Terkadang diayun Ibu dan Bapak.
Bapak dan Ibu kerja di ladang,
Adik diayun Abang seorang.
Kalau adik sudah pejamkan mata,
Mulailah Abang belajar membaca,
Kakak belajar Ilmu Agama.
Begitulah Kakak dan Abang,
Berganti-ganti mengasuh Adik seorang.
Ibu dan Bapak kerja di ladang,
Terkadang jadi upahan di ladang orang.
Kalau adik diganggu orang,
Datanglah Kakak memarahi orang.
Kalau Adik dipukul orang,
Datanglah Abang membela Adik seorang.
Diri Adik diri kami,
Sakit Adik sakit kami.
Adik seorang kesayangan kami,
Karena adik Saudara kami.
Sesudah besar berumah tangga,
Masing-masing punya rumah tangga.
Ayah Ibu di rumah sendiri,
Masing-masing berdiri sendiri.
Sekarang kenapa bisa terjadi,
Kakak kandung dibenci sendiri.
Sekarang kenapa bisa terjadi,
Abang kandung dibenci sendiri.
Sekarang kenapa bisa terjadi,
Adik kandung dibenci sendiri.
Wahai anakku sayang,
Di masa kecil Kamu sayang menyayang,
Kenapa kini ”Sayangmu” terbang melayang?
Ingatlah ”budi” tiap pribadi,
Jangan hilangkan dari hati.
Tolong menolong umpama jari,
Bantu membantu setiap hari.
Tahan ”amarah” di dalam hati,
Jangan Kamu berkelahi.
Sayang menyayang sampai mati,
Jangan simpan benci di hati.
Supaya tenang di kubur nanti,
Agar aku senang melihatmu nanti.
Ingatlah Allah Pengasih Penyayang,
Kepada orang yang penyayang.
Ingatlah Allah sangat benci,
Kepada orang yang membenci.
H.M. Ma‘shum Hasibuan, B.A.
Minggu, 21 Februari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar