Rabu, 03 Maret 2010

9. Keistimewaan Rukun Hajarol Aswad

Hajarol Aswad menjadi saksi,
Bagi orang yang menciumnya,
Atau melambaikan tangan sekali,
Lalu tangan diciumnya,
Ke dua-duanya sama pahalanya.
Sekali pun dengan istilam padanya.

Karena itu jangan paksakan diri mencium langsung,
Kalau dapat dicium langsung,
Tentu lebih baik dicium langsung.

Rukun Hajarol Aswad,
Dipandang rukun penting oleh Allah,
Lebih dimuliakan di sisi Allah,
Para jama‘ah haji biasanya mencium Hajarol Aswad,
Dan mengusap Hajarol Aswad.
Karena memiliki nilai istimewa dari bagian Ka‘bah.

Bersabda baginda Nabi :
”Setiap Hajarol Aswad saya datangi,
Jibril berdiri di sisi sudutnya,
Meminta ampunkan setiap orang yang mengecupnya.”

Ali bin Abi Thalib meriwayatkan Rasulullah saw.,
Bersabda kepada Abu Hurairah rodhiallahu ‘anhu itu :
”Wahai Abu Hurairah pada rukun Hajarol Aswad itu,
Terdapat 70 malaikat di situ, demikian sabda Rasulullah saw.,
Tengah memohonkan ampunan kepada Tuhan mereka,
Untuk orang muslim dan mukmin dengan tangan mereka,
Seraya rukuk, sujud dan bertawaf mereka.”

Demikian pula Ibnu Abbas r.a. berkata :
”Rasulullah saw. bersabda :
Pada rukun Hajarol Aswad itu,
Terdapat satu orang malaikat di situ,
Sejak tegaknya dunia selalu ”Amin” diucapkan malaikat itu.”

Amr bin Syu‘aib,
Meriwayatkan dari ayah Syu‘aib,
Dari kakeknya Abdullah bin Amr kakek Syu‘aib :
”Barang siapa menyempurnakan wudhu’nya,
Mendatangi rukun Hajarol Aswad hendak menyintuhnya,
Ia telah masuk ke dalam rahmat Allah seluruhnya.

Apabila telah menyintuh atau merabanya,
dan mengucapkannya :
Bismillahi wallahu akbar. Asyhadu alla Ilaha illallahu,
Wahdahu la syarikalah,
Wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa Rosuluhu.
Maka ia pun telah dilumuri rahmat Allah.

Ketika ia bertawaf dengan satu langkah kakinya,
Allah mencatat 70 ribu kebajikan baginya,
Dan menghapus 70 ribu keburukan darinya,
Serta meninggikan 70 ribu derjatnya,
Memberikan syafa‘at untuk 70 orang anggota kerabatnya.

Jika ia mendatangi makam Ibrahim,
Dan sholat dua raka‘at di makam Ibrahim,
Dengan berdasarkan iman dan mengharapkan pahala,
Allah telah mencatatnya pahala,
Sebagaimana ia memerdekakan,
Empat belas orang budak belian yang belum dimerdekakan,
Dan ia dima‘afkan dari kesalahan,
Sebagaimana ia oleh Ibundanya dilahirkan tanpa kesalahan.”

H.M. Ma‘shum Hasibuan, B.A.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar