Jumat, 05 Maret 2010

31. Kubur Berkata Sewaktu Jenazah Fatimah Az-Zahra Hendak Dikebumikan

Sewaktu Fatimah r.a. meninggal dunia,
Jenazahnya diusung oleh tiga orang keluarga mulia,
Hasan (anak Fatimah rodhiallahu ‘anha),
Husin (anak Fatimah rodhiallahu ‘anha),
Suami Fatimah Ali bin Abi Thalib rodhiallahu ‘anhu,
Dibantu seorang sahabat Abu Dzafrin Al Ghifary rodiallahu ‘anhu.

Sewaktu jenazah Fatimah rodhiallahu ‘anha,
Diletakkan di tepi kubur rodhiallahu ‘anha,
Abu Dzafrin Al Ghifary rodiallahu‘anhu itu,
Berkata kepada kubur itu :
”Wahai kubur, tahukah kamu ini,
Jenazah siapa ini,
Yang kami bawakan kepadamu ini ?
Jenazah yang kami bawakan adalah Fatimah Az-Zahra,
Anak Rasul Allah ‘Azza wa jalla.”

Berkata kubur itu,
Kepada Abu Dzafrin Al Ghifary rodiallahu‘anhu itu :
”Aku bukan tempat orang berderajat,
Atau orang bernasab,
Aku adalah tempat orang yang beramal sholih.
Banyak beramal akan selamat dari perbuatanku yang buruk,
Kalau orang itu tidak beramal sholih,
Ia akan kulayani dengan buruk.”

Abu Laits As Samarqandi berkata :
”Kalau mau lepas dari siksa kubur lazimkan empat perkara :
• Menjaga sholatnya,
• Memperbanyak sedekah di samping sholatnya,
• Membaca Al Qur’an malam atau siang,
• Membaca tasbih agar kubur terang dan lapang malam dan siang.

Ada pun empat perkara yang harus dijauhi :
• Berdusta dijauhi ,
• Khianat dijauhi,
• Mengadu domba dijauhi,
• Buang air kecil berdiri dijauhi.”

Rasulullah saw. bersabda :
• ”Bersucilah kamu semua dari buang air kecil.
• Sesungguhnya di kubur banyak siksa bertakhta,
• Berpangkal daripada buang air kecil.

Seseorang di kubur tidak dijamin akan lepas dari siksa Allah,
Biar pun ia seorang ulama Allah,
Atau seorang yang Bapanya sangat dekat dengan Allah.
Kubur tidak memandang orangnya,
Kubur hanya melayani seseorang yang mengikuti amal orangnya.

Ahli kubur tidak dapat menjawab pertanyaan di dalamnya,
Jika tidak banyak amalnya,
Karena akan menjawab adalah amalnya.
Sekiranya ia rajin membaca Al Qur’an, itu akan membelanya,
Dan begitu seterusnya setiap amalnyalah yang membelanya.”

H.M. Ma‘shum Hasibuan, B.A.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar