Minggu, 21 Februari 2010

15. Pulang

Untuk putra-putri, cucu dan cicitku serta Saudaraku seiman.

Aku diantar ke dunia dan ditinggal sendiri,
Ibu Bapaku tak ada lagi.
Mereka tidak akan kembali,
Entah kapan pula Aku menyusul seorang diri.

Anak istri dan cucu temanku kini,
Semoga mereka menjadi Pagar diri.
Penghilang dahaga di hari ini,
Dan di hari nanti.
Menjadi tongkat di masa kini,
Dan di masa nanti.

Lahir ke dunia tak pernah diminta,
Tuhan berkehendak menciptakan kita,
Supaya menyembah Dia,
Jangan durhaka kepada Allah Yang Maha Mulia.

Membanting tulang orangtuaku,
Selama hidup tak pernah senang,
Memperjuangkan kau dan aku,
Supaya kita semua hidup senang,
Do‘akanlah mereka yang menyayang.

Ibu Bapaku tidak tinggalkan harta,
Tetapi mereka tinggalkan Ilmu.
Karena dengan Ilmu mudah mencari harta,
Dengan banting tulang mereka wariskan Ilmu.

Wahai anakku sayang,
Tak mungkin engkau tidak kusayang,
Hidup ini tolong – menolong,
Tak lepas dari sokong – menyokong.

Ketika kecil Engkau lemah,
Karena itu Engkau ditolong.
Sesudah tua Aku lemah,
Karena itu pula Engkau menolong.

Ketika kecil Kau ditolong,
Sesudah besar disekolahkan.
Yang tua Wajar ditolong,
Tak perlu lagi disekolahkan,
Tetapi Mereka minta Disokong.

Jangan pakai pepatah yang tak sama :
Kasih Ibu sepanjang jalan,
Kasih Anak sepanjang penggalan.
Tetapi pergunakanlah pepatah yang sama :
Kasih Ibu sepanjang jalan,
Kasih Anak sepanjang bulan,
Agar hidupmu diridhoi Tuhan.

Anakku sayang sibiran tulang,
Anakku sayang keratan tulang,
Engkaulah jantung hatiku,
Engkau juga biji mataku,
Engkau pulalah kesayanganku.

Jikalau Engkau ingin berbakti dengan cara menyayangi,
Kepadaku yang telah tiada,
Sayangilah orang yang Kusayangi,
Dengan begitu Engkau telah berbakti kepadaku yang telah tiada.

Siapalah yang Kusayangi itu ?

Tentu Ibumu,
Kakakmu,
Abangmu,
Adikmu,
Dan juga anak-anak mereka dan anak-anakmu.

Siapa lagi wahai anakku ?

Tentu Ibuku,
Ayahku,
Saudara-saudaraku,
dan anak-anak saudaraku,
Dan juga ke dua orang tua Ayahku,
Dan ke dua orang tua Ibuku,
Anak-anak dan semua cucu.

Siapa lagi wahai anakku ?

Tentu ke dua orang tua Ibumu,
Anak-anak dan semua cucu.

Anakku sayang tambatan hati,
Engkau kekasih hati,
Engkau buah rinduku,
Engkaulah hiasan mataku,
Engkau pula mainan hidupku,
Engkau juga kesayanganku.

Jikalau Engkau ingin berbakti dengan cara mengasihi,
Kepadaku yang telah tiada,
Sahabat Karibku kau kasihi,
Sayangi pula jiran tetangga sekali pun Aku telah tiada.
Kerjakan perintah Allah,
Tinggalkan larangan Allah,
Dengan begitu aku mendapat pertolongan Allah.

Kalau ada harta atau hewan peliharaanku,
Yang kusayangi selama hayatku,
Sayangi ia dan pelihara,
Sebagaimana ia dulu kupelihara.

Kalau ada Barangku yang sangat kusayang,
Seperti Buku dan Lain Barang,
Sayangi ia dan pelihara,
Supaya Engkau dapat pahala.

Wahai anakku !
Kalau Aku dipanggil Tuhanku,
Berarti tibalah sa‘at berpisah,
Antara engkau dan Aku.
Selama kita berpisah,
Do‘akan Aku selamat di alam barzah,
Selamat pula meniti di shiroth Allah,
Sampai di sorga yang dijanjikan Allah.

Mandikan Aku,
Sholatkan Aku,
Do‘akan Aku,
Usung kerandaku,
Masukkan Aku ke dalam liang lahadku.

Bayar utang-utangku,
Kepada Manusia dan kepada Tuhanku.

Kalau Engkau mampu,
Hajikan Aku,
Berwakaflah untuk atas namaku,
Bersedekahlah untuk atas namaku,
Berbuat baiklah untuk atas namaku.

Kalau ada yang tinggal puasaku,
Qodholah puasaku.
Kalau ada yang belum terbayar fidiyahku,
Bayarlah fidiyahku.

Anakku sayang buah hatiku,
Engkau penyambung hidupku,
Engkau pulalah harapanku.

”Kalau engkau sayang kepada ke dua orang tuamu,
Akan dipanjangkan Allah usiamu.
Demikian firman Allah kepada Nabi Musa,
Ketika di Bukit Tursina Nabi Allah Musa.”
Begitulah kata Wahab bin Munabbih,
Sebagai mengungkapkan hadits baginda Nabi.

”Kalau engkau bersedekah untuk atas nama ke dua orang tuamu,
Akan bertambah-tambahlah rezekimu belaka.
Kalau engkau bersedekah untuk atas nama ke dua orang tuamu,
Akan terhindarlah engkau dari siksa api neraka.
Dan engkau semakin sehat dan sejahtera.”
Demikian Nabi saw. bersabda.

”Kalau isterimu ikut mengikhlaskan sedekah itu,
Kamu berdua akan mendapat pahala.
Kalau ia tidak mengikhlaskan sedekah itu,
Maka ia tidak akan mendapat pahala.
Demikian sebaliknya,
Kalau suami ikut mengikhlaskannya,
Begitulah baiknya,
Kamu berdua akan mendapat pahala.
Kalau ia tidak mengikhlaskannya,
Maka ia tidak akan mendapat pahala.”
Demikian Rasulullah saw. bersabda.

”Kalau engkau bersedekah untuk atas nama ke dua Ibu Bapa,
Engkau akan mendapat pahala,
Mereka pun akan mendapat pahala,
Sebesar pahala yang akan kau dapat,
Dengan tak mengurangi pahala yang akan kau dapat.

Andai kata engkau tidak punya sesuatu selain tenaga,
Bersedekahlah untuk atas nama ke dua orang tua,
Dengan memberikan itu tenaga,
Kepada orang yang memerlukan tenaga,
Supaya mendapat pahala ke dua orang tua,
Karena itu sedekah tenaga,
Dan engkau pun mendapat pahala jua.

Andai kata engkau tidak punya sesuatu selain Ilmu,
Bersedekahlah untuk atas nama ke dua orang tuamu,
Dengan memberikan itu Ilmu,
Kepada orang yang memerlukan ilmu,
Supaya mendapat pahala ke dua orang tuamu,
Karena itu adalah sedekah ilmu,
Dan engkau pun mendapat pahala juga dari sedekah Ilmu.

Andai kata engkau tidak punya sesuatu selain nasihat,
Bersedekahlah untuk atas nama ke dua orang tua,
Dengan memberikan itu nasihat,
Kepada orang yang memerlukan nasihat,
Supaya mendapat pahala ke dua orang tua,
Karena itu sedekah nasihat,
Dan engkau pun mendapat pahala jua.

Andai kata engkau tidak punya sesuatu jua,
Bersedekalah untuk atas nama ke dua orang tua,
Dengan melontarkan senyummu,
Kepada lawan bicara yang menerima senyummu,
Supaya mendapat pahala ke dua orang tua,
Dan Engkau pun mendapat pahala juga dari senyummu.
Karena senyum itu sedekah jua.

Anakku, berikanlah yang terbaik kepada Ibu Bapamu,
Sesungguhnya yang terbaik itu akan kembali kepadamu.”

Demikian sabda Nabi,
Utusan Ilahi,
Untuk insani.

Anakku,
Demikianlah pesanku.
Jangan tinggalkan sholat !
Sesungguhnya tiang agama itu adalah sholat,
Membedakan Islam dengan agama lain pun juga sholat,
Yang pertama dihisab di mahsyar pun juga sholat.

Ingatlah itu !
Tegakkanlah itu !
Agar Engkau selamat,
Dunia akhirat.

H.M. Ma‘shum Hasibuan, B.A.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar